Ketimpangan Allan/Allawnologi
Ketimpangan
Allan/Allawnologi
Allan/Allawnologi
Tolong, tolong
Sungguh ku lelah sekali, untuk
kuatkan hati, butuh banyak energi, hanya dengan segelas kopi, ku hisap lagi,
menulis lagi, aku kembali lagi, aku kembali lagi 3x
Bermain frasa, saat jenuh datang
mengiba, aku terlena dalam pustaka, insaf lagi kembali bersura, khilaf lagi,
kembali mengudara
Bumi manusia kita sebut saja
indonesia, negeri dengan berjuta jiwa, bermacam bahasa, gromnormnya ialah
pancasila, atau terangkum, dalam bhineka tuggal ika
berasaskan demkorasi, namun ekonomi
rakyat belum terpenuhi, karna maciavelli, orang hilang kendali, dipolitisasi,
prodak hukum jadi semacam fiksi, jadi traksaksi, teknik negosiasi, untuk
lancarkan misi, pada orde reformasi, penguatan kemandirian daerah atau
desentralisasi, sedangkan orde baru membentengi indoensia dari ideologi
komunis, terlihat bengis
Berbeda dengan orde lama yang
tumbuhkan semangat persatuan, seperti tuan-tuan yang rela terlupakan, kita
sebagai ilmuwan tentu jadi panutan, maka kuatkan iman, tak perlu banyak
pertimbangan, lawan segala bentuk ketidak adilan, penghisapan oleh penguasa
atau kapitalis jelata.
Kini semua dikuasai olehnya,
dikalakan dan dihancurkan, pancasila terobral, oleh sifat liberal, pemilik
modal, individual, rakyat terjegal, pendidikan terabaikan, sungguh memilukan,
mahasiswa seperti dewa, santri tak mau tau tentang sesama, sarjana lupa dengan
sumpah-sumpahnya, pemuka agama mabuk dengan profesinya, artis hanya ingin
tertawa, dosen dan guru berlomba menyusun cerita, si penganggur hanya tau nikmatnya
anggur.
Ada orang berbagi-bagi namun kami
ikhtiar setengah mati, mengais riski, ada orang dengan mudahnya datang kemari,
namun kami masih berhitung untung dan rugi, mengapa di negeri ku ini terjadi,
ku menangis didalam hati, bagaimana dengan pendahulu yang rela mati, sucikan
diri, karna jalan ilahi, dan kini aku mengisi hari yang sepi saat kekasih hati,
pergi ciptakan sunyi.
Allan/Allawnologi/KafirLogika
Komentar
Posting Komentar