Engkau kalian
Engkau kalian
Penulis : Kafir Logika
Penulis : Kafir Logika
Yah, malam ini aku ingin menangis
yakin bukan persoalan romansa bukan pula negara karna aku teralu kerdil
untuknya, aku pun tak akan menjadi visioner atau revoluioner, aku tak mengenal
umur panjang perlawanan, aku hanya binatang jalang dari jutaan kenistaan dan
kenestapaan.
Terlalu malang diri ku untuk menyerukan
api perjuangan, aku juga bukan ilmuwan apalagi seorang yang punya jabatan, aku
hanya punya ingatan, ingatan dan ingatan, aku juga bukan orang yang pandai
berdiplomasi, beda dengan cara hidup orang-orang kota yang modern dan maju
seperti orang –orang disana..
Aku hanya ingin terkenang selama
hidup ku, aku harus menjadi mata air
meskipun mata air itu keruh maka ia akan tetap mata air dan akan bermanfaat
bagi tumbuh-tumbuhan hewan dan makhluk lainnya.
Aku pun sebenarnya tak mengerti
apa yang sedang aku kerjakan, apakah ini pembodohan, atau semacam pembunuhan
atau hanyalah sebuah kesenangan, aku masih setia dengan keadaan yang tak tentu
disetiap persimpangan, tiba-tiba harus belok lalu laju kencang terus menerus tak berhenti
terkadang juga lambat sejenak berhenti dan hingga lupa untuk memulai lagi.
Aku masih merencanakan sesuatu yang
aku anggap itu sebuah keharusan mungkin juga kesenangan dan tetap aku sandarkan pada ketidak pastian, karna
hati dan fikiran ini terlalu mudah untuk berubah, terlalu cepat lalu
beristirahat, terlalu kecil untuk berkata adil.
Banyak keinginan untuk sebuah
pencapaian walau tak ada duit ditangan waktupun ternyata memberi jawaban
sedikit pencerahan, karna nalar ku tak akan pernah mampu untuk merubah dunia,
karna nalar ku tak akan bisa merubah diriku, karna nalar ku tak berarti apapun
untuk dunia ini, semua berjalan semestinya kita tak bisa apa-apa hanya sebatas
berusaha sekuat tenaga baik fikiran ataupun pergerakan kadang juga membiarkan.
Apakah ini adalah sebuah
kebenaran kawan? Yang harus dan sepantasnya aku dan kau perjuangkan, yang tak
boleh kita membiarkan apinya padam? Yang akan memberi penerangan pada setiap
insan untuk kembali ke jalan yang ia harapkan, apakah ini suatu keniscayaan,
apakah ini yang engkau kalian sebut suratan, atau ini yang engkau kalian sebut
takdir tuhan.
Kepada engkau kalian kadang aku
fokus dengan satu pandangan dan harapan, namun tak seperti bunga dan mentari
dia memberi dan menyinari tanpa henti walau bunga harus layu dan berganti
dengan bunga-bunga yang lain, ketahuilah bunga satu layu maka akan tumbuh banyak
bunga-bunga muda disekelilingnya.
Kafir Logika
Kafir Logika
Kediri 2017
Komentar
Posting Komentar